Senyawa kompleks adalah suatu suatu
senyawa yang mengandung ion kompleks dan ion lawan (counter ion). Contoh
senyawa kompleks adalah Na3[Cr(NO2)6]. Simak selengkapnya di bawah ini.
SENYAWA KOMPLEKS
1.Pengertian senyawa kompleks dan ion kompleks
Senyawa kompleks adalah suatu suatu senyawa yang mengandung ion kompleks dan ion lawan (counter ion). Ion kompleks adalah ion yang tersusun dari ion pusat (atom pusat) yang dikelilingi oleh molekul atau ion yang disebut ligan.
Antara ion pusat dengan ligan terjadiikatan koordinasi. Jumlah ikaan
koordinasi yang terjadi antara atompusat dengan ligan disebut bilangan koordinasi.
Contoh ion kompleks
[Cu(H2O)4]2+ : atom pusatnya adalah Cu2+
Ligannya adalah H2O
Bilangan koordinasinya = 4
Atom pusat merupakan atom atau ion yang
mempunyai orbital kosong yang dapat ditempati oleh pasangan elektron
dari suatu ligan. Unsur-unsur transisi dapat menjadi atom pusat suatu
ion kompleks karena mempunyai orbital kosong di subkulit 3d atau 4p.
Ligan dari suatu ion kompleks dapat
berupa molekul netral atau anion yang mempunyai pasangan elektron bebas
yang digunakan untuk membentuk ikatan koordinasi dengan atom pusat.
Unsur-unsur transisi umumnya mempunyai
konfigurasi elektron dengan subkulit d yang belum penuh. Dengan demikian
dapat memberikan orbital kosong untuk membentuk ikatan koordinasi
dengan pasangan elektron dari ligan yang diikatnya.
2. Tata Nama senyawa Kompleks
Penamaan senyawa kompleks menurut IUPAC mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Nama kation (ion
positif) disebut lebih dahulu, baru kemudian diikuti dengan nama anion
(ion negatif) sperti pada penamaan senyawa ion.
b. Pada ion kompleks, urutan penyebutannya adalah: jumlah ligan – nama ligan – nama atom pusat (bilangan oksidasi atom pusat)
c. Jumlah ligan disebut dengan nama latin.
1: mono 4: tetra
2: di 5: penta
3: tri 6: heksa
d. Nama ligan ditambah dengan akhiran –o dengan cara:
1. Ligan-ligan yang berakhiran –ida diganti dengan –o.
2. Ligan-ligan yang berakhiran –it atau –at diganti dengan –ito dan –ato.
3. Ligan netral diberi nama sesuai nama molekulnya (dalam bahasa latin)
Tabel beberapa nama ligan
Rumus kimia | Nama sebagai anion | Nama sebagai ligan |
Cl– | klorida | Kloro |
CN– | sianida | Siano |
F– | fluorida | Fluoro |
O2- | oksida | Okso |
S2O32- | tiosulfat | Tiosulfato |
NO2– | nitrit | Nitrito |
C2O42- | oksalat | oksalato |
SCN– | tiosianat | Tiosianato |
H2O | Air | Aquo |
NH3 | amonia | Amin |
e. Jika ligannya lebih dari satu macam, urutan penyebutannya dimulai sesuai dengan urutan abjad nama depan dari ligan tersebut.
f. Nama atom atau ion pusat:
- Jika ion kompleksnya bermuatan negatif, nama atom pusat diberi akhiran –at.
- Jika ion kompleksnya tidak bermuatan atau bermuatan positif, tidak ditambah akhiran.
g. Bilangan oksidasi atompusat ditulis dengan angka Romawi dalam kurung setelah nama atom pusat.
Contoh senyawa kompleks:
[Co(H2O)6]3+ : ion heksaaquokobalt (III)
[Cr(NH3)5Cl]2+ : ion pentaminoklorokrom (III)
[Fe(CN)6]4- : ion heksasianoferat (II)
[Ag(NH3)2]+ : ion diaminperak(I)
[Ag(S2O3)2]3- : ion ditiosulfatoargentat (I)
Na3[Cr(NO2)6] : natrium heksanitroferat (II)
3. Struktur Ion Kompleks
Ion kompleks terbentuk karena adanya
ikatan koordinasi antara atom pusat dengan ligan. Atom pusat menyediakan
orbital kosong yang akan ditempati oleh pasangan elektron dari ligan.
Menurut teori Warner, ikatan terbentuk melalui pembentukan orbital
gabungan dari atom pusat. Orbital gabungan ini sering disebut dengan
ortbital bastar atau hibridisasi.
4. Ionisasi Senyawa Kompleks
Apabila senyawa kompleks mengalami
ionisasi dalam air, maka akan dihasilkan ion kompleks dan ion sederhana,
atau ion kompleks kedua-duanya.
Contoh senyawa kompleks:
K4[Fe(CN)6](aq) → 4K+(aq) + [Fe(CN)6]4-(aq)
[Cr(NH3)6]Cl3(aq) → [Cr(NH3)6]3+(aq) + 3Cl–(aq)
[Cr(NH3)4Cl2]Cl(aq) → [Cr(NH3)4Cl2]+(aq) + Cl–(aq)
Reaksi-rekai tersebut dapat digunakan untuk menentukan bilangan koordinasi dan struktur ion kompleks.
Contoh:
Suatu senyawa kompleks dengan rumus molekul CrCl3.6H2O mempunyai beberapa kemungkinan struktur yaitu:
[Cr(H2O)6]Cl3; [Cr(H2O)5Cl]Cl2.H2O; [Cr(H2O)4Cl2]Cl.2H2O; atau [Cr(H2O)3Cl3].3H2O.
Dari beberapa kemungkinan tersebut,
untuk memastikan struktur yang sesuai dengan keadaan sebenarnyaa, dapat
dilakukan pelarutan senyawa tersebut ke dalam air dan mereaksikannya
dengan larutan AgNO3. Berdasarkan perbandingan mol secara stoikiometris, jika kemungkinan strukturnya adalah [Cr(H2O)6]Cl3, setiap satu mol senyawa ini akan menghasilkan 3 mol endapan AgCl, sesuai dengan reaksi berikut.
[Cr(H2O)6]Cl3(aq) → [Cr(H2O)6]3+(aq) + 3Cl–(aq)
1 mol 3 mol
Ag+(aq) + 3Cl–(aq) → AgCl(s)
3 mol 3 mol
Jika strukturnya sebagai [Cr(H2O)6Cl2]Cl.2H2O, setiap 1 mol senyawa ini akan menghasilkan 1 mol endapan AgCl, sesuai reaksi berikut:
[Cr(H2O)6Cl2]Cl.2H2O(aq) → [Cr(H2O)6Cl2]+(aq) + Cl–(aq) + 2H2O(l)
1mol 1 mol
Ag+(aq) + Cl–(aq) → AgCl(s)
1 mol 1 mol
Demikian ulasan mengenai Senyawa
kompleks. Jika ada masukan, saran ataupun pertanyaan silahkan
berkomentar ya. Semoga bermanfaat…..
Sumber:
Sudarmo, U.(2015). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga: Jakarta
http://kimiadasar.com/senyawa-kompleks/
http://kimiadasar.com/senyawa-kompleks/
No comments:
Post a Comment