Syarat-Syarat Amalan Hati Dalam Shalat

            Diantara Syarat amalan hati dalam shalat batin adalah khusy'. Sebab Allah Swt berfirman, "Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." QS. Thaha [20]:14)
Rasulullah Saw. bersabd, "Berapa banyak orang yang mendirikan shalat, tetapi hasilnya hanya payah dan lelah."

          Ketahuilah bahwa shalat itu adalah dzikir, bacaan, berharap, bermunajat dan berdialog. semua itu tidak akan terjadi kecuali dengan menghadirkan hati dimana hal itu tidak dapat menghasilkan pemahaman, pengangungan, penghormatan, harapan dan rasa malu. ringkasnya, semakin bertambah pengetahuan seseorang akan Allah Swt, maka akan semakin bertambah pula rasa takutnya dan pada akhirnya dapat menghadirkan hati.
       Saat mendengar seruan adzan, hadirkan dalam hatimu seruan mengerikan pada hari kiamat, sehingga baik lahir maupun batinmu akan secara cepat meresponnya. sesungguhnya, mereka yang segera menjawab seruan adzan adalah mereka yang pada hari penentuan terbesar dipanggil dengan lemah lembut.
     Jika engkau mendapati hatimu dipenuhi dengan kegembiraan dan keceriaan untuk segera memenuhi panggilan adzan, maka kondisimu pada hari penentuan terbesar tersebut juga akan sama seperti itu. Rasulullah Saw. bersabda, "Gembirakan kami dengan suara adzan, ya Bilal" sebab adzan adalah permata hati beliau dalam shalat.
         Makna bersuci yang sebenarnya adalah sucinya hati dari selain Allah Swt. Dengan kesucian hati, maka shalat akan sempurna. Jika engkau dapat menutup auratmu yang nampak dengan pakaian, maka apa yang dapat menutupi aurat batinmu dari Allah Swt?
      Beretikalah saat berada di hadapan Allah Swt. Ketahuilah bahwa ia mengetahui segala rahasiamu. Berendah dirilah engan dengan batin maupun zahirmu. Bandingkan perilakumu saat berada di hadapan Allah Swt dengan perilakumu saat berada di hadapan raja, Sungguh kemuliaan raja tidak ada apa-apanya dibanding kemuliaan Allah Swt karena mereka semua adalah makhluk-Nya. Jika engkau telah dapat melakukan ini, maka engkau tidak akan menjadi pendusta saat mengatakan "wajjahtu wajhiya" (aku hadapkan wajahku) dan saat mengucapkan "hanifan musliman wa ma ana minal-misyrikin (dalam kondisi hati yang lurus dan sebagai muslim. Dan aku tidak termasuk golongan orang-orang musyrik)." Juga saat mengucapkan "inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillah (sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Swt)". Perhatikanlah, jangan sampai bacaanmu ini engkau dustakan karena dapat menjadi penyebab kehancuranmu.
         Ingatlah selalu kebesaran dan keagungan Allah Swt saat engkau ruku' dan sujud. Pahamilah itu dan ketahuilah betapa kecilnya dirimu di hadapan-Nya. Dengan rahmat-Nya, ia menjadikanmu sebagai manusia yang layak untuk bermunajat kepada-Nya kepada-Nya. Maka, jagalah etika dan kehadiran hatimu saat berada di hadapan-Nya.
        Rasulullah Saw bersabda, "sesungguhnya Allah Swt akan terus memperhatikan (menyambut) orang yang shalat selama ia tidak berpaling." Oleh karena itu, jaga diri dan hatimu agar tidak berpaling. Di lain hadist,beliau bersabda, "Seorang hamba yang mendirikan shalat, pahalanya tidak dicatat baginya; baik setengah, sepertiga, seperempat, seperlima, seperenam maupun sepersepuluh. Pahala yang dicatat baginya adalah sebatas apa yang dipahami."
          Sebagian ulama berkata, "Seorang hamba yang sujud (shalat) dan menganggap bahwa dengan sujud ia telah dekat kepada Allah, padahal seandainya dosa-dosa yang dilakukannya pada saat sujud dibagikan kepada seluruh penduduk kota, maka mereka semua akan binasa." Sebab saat ia sujud kepada Allah Swt hatinya justru mendengarkan bisikan hawa nafsunya dan menjadi saksi bagi kebatilan-kebatilan yang telah mengasai dirinya."

Sumber: Ringkasan Ihya' 'Ulumuddin, Hal: 93-95.

No comments:

Post a Comment