Bagaimana Menentukan Pereaksi Pembatas?

Pereaksi pembatas adalah zat-zat yang habis terlebih dahulu dalam suatu suatu reaksi kimia. Jika dalam suatu persamaan reaksi terdapat beberapa zat yang bertindak sebagai pereaki (reaktan), maka yang menjadi pereaksi pembatas adalah zat yang memiliki nilai mol terkecil. 

Perhatikan persamaan reaksi berikut.
N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(s)
Jika 2 mol N2 direaksikan dengan 3 mol H2, tentukan:
a. pereaksi pembatas,
b. jumlah mol yang tersisa,
c. jumlah mol NH3.


Kunci Jawaban :
a. Berdasarkan koefisien reaksi maka:
jumlah mol N2 / koefisien reaksi N2 = (2/1) mol = 2 mol
jumlah mol H2 / koefisien reaksi H2 = (3/3) mol = 1 mol
Sehingga H2 merupakan pereaksi pembatasnya karena habis bereaksi.
b. Karena pada N2 hanya 1 mol yang dipakai dalam reaksinya maka: jumlah mol N2 bersisa sebanyak : 21 mol = 1 mol
c. Jumlah mol NH3
Jumlah mol NH3 = (koefisien mol NH3 / koefisien pereaksi pembatas) x jumlah mol pereaksi pembatas
Jumlah mol NH3 = (2/3) x 2 mol = 1,33 mol.
Contoh persamaan reaksi pada Contoh Soal 1. merupakan reaksi nonstoikiometris. Penentuan jumlah mol zat hasil reaksi berdasarkan pada jumlah mol zat pereaksi yang habis bereaksi. Pereaksi yang habis bereaksi (pereaksi pembatas) adalah pereaksi yang jumlah molnya terkecil, yaitu H2. oleh karena itu, jumlah mol NH3 dihitung berdasarkan jumlah mol H2.
jadi, jumlah mol NH3 = koefisien NH3 /koefisien H2 x jumlah mol H2
sehingga, jumlah mol  NH3 = 2/3 x 3 mol = 2 mol
 
Contoh Soal 2 
Sebanyak 1 mol larutan Kalium hidroksida (KOH) direaksikan dengan 0,1 mol larutan asam sulfat (H2SO4) sesuai reaksi:
2 KOH(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + 2 H2O(l)
Tentukan:
a. pereaksi pembatas
b. pereaksi yang sisa
c. mol K2SO4 dan mol H2O yang dihasilkan
Kunci Jawaban :
a. Mol masing-masing zat dibagi koefisien, kemudian pilih hasil bagi yang kecil sebagai pereaksi pembatas
mol KOH / koefisien KOH = 1 mol / 2 = 0,5 mol
mol H2SO4 / koefisien H2SO4 = 0,1 mol / 1 = 0,1 mol
• Karena hasil bagi  H2SO4 > NaOH, maka H2SO4 adalah pereaksi pembatas, sehingga
H2SO4 akan habis bereaksi lebih dahulu.

2 KOH(aq)
+
H2SO4(aq)
K2SO4(aq)
+
2 H2O(l)
Mula-mula:
1 mol

0,1 mol

0

0
Bereaksi :
(2 × 0,1) =
0,2 mol

(1 × 0,1) =
0,1 mol




Sisa :
1 – 0,2 = 0,8

0,1 – 0,1 = 0


0,1 mol

0,2 mol
b. pereaksi yang sisa adalah KOH
c. mol Na2SO4 yang dihasilkan = 0,1 mol 
mol H2SO4 yang dihasilkan = 0,2 mol
Contoh Soal 3:
200 mL larutan Ca(OH)2 0,1 M direaksikan dengan 200 mL larutan HCl 0,1 M sesuai reaksi:
Ca(OH)2(aq) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + 2 H2O(l)
Tentukan pereaksi pembatas!
Kunci Jawaban :
• mol Ca(OH)2 = M × V = 0,1 mol/liter × 0,2 liter = 0,02 mol
mol Ca(OH)2 / koefisien Ca(OH)2 = 0,02 mol / 1 = 0,02 mol
• mol HCl = M × V = 0,1 mol/liter × 0,2 liter = 0,02 mol
mol HCl / koefisien HCl = 0,02 mol / 2 = 0,01 mol
• Karena hasil bagi mol mula-mula dengan koefisien pada HCl lebih kecil daripada Ca(OH)2, maka HCl merupakan pereaksi pembatas (habis bereaksi lebih dahulu).

Ca(OH)2(aq)
+
2 HCl(aq)
CaCl2(aq)
+
2 H2O(l)
Mula-mula:
0,02 mol

0,02 mol

0

0
Bereaksi :
(1 × 0,005) = 0,005 mol

(2 × 0,005) =
0,01 mol




Sisa :
0,005 mol

0

0,005 mol

0,01 mol
Jadi, pereaksi pembatas adalah larutan HCl.
Contoh Soal 3 : [1]
Diketahui reaksi sebagai berikut:
S(s) + 3F2(g)  → SF6(g)
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2, tentukan:
a. Berapa mol SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?
Jawab:
S + 3F2  SF6
Dari koefisien reaksi menunjukkan bahwa 1 mol S membutuhkan 3 mol F2.
Kemungkinan yang terjadi sebagai berikut.
a. Jika semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan:
mol F2 = (koefisien F2 / koefisien S) x 2 mol S
mol F2 = (3/1) x 2 mol
mol F2 = 6 mol
Hal ini memungkinkan karena F2 tersedia 10 mol.
b. Jika semua F2 habis bereaksi maka S yang dibutuhkan:
mol S = (koefisien F2 / koefisien S) x 10 mol F2
mol S =  (1/3) x 10 mol
mol S = 3,33 mol
Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol. Jadi, yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S!
Banyaknya mol SF6 yang terbentuk = x mol S.
a. Mol SF6 = 1 → 2 mol = 2 mol
b. Zat yang tersisa F2, sebanyak = 10 mol – 6 mol = 4 mol F2
Contoh soal di atas dapat juga diselesaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Setarakan reaksinya.
b. Semua pereaksi diubah menjadi mol.
c. Bagilah masing-masing mol zat dengan masing-masing koefisiennya.
d. Nilai hasil bagi terkecil disebut pereaksi pembatas (diberi tanda atau lingkari).
e. Cari mol zat yang ditanya.
f. Ubah mol tersebut menjadi gram/liter/partikel sesuai pertanyaan.
Jawab :
S +
3F2 → SF6
2 mol
10 mol
2 / 1 = 2
10 / 3 = 3,33 (Nilai 2 < 3,33)

Berarti, zat pereaksi pembatas: S.
Sehingga ditulis:
S
+
3F2
SF6



2 mol

10 mol


a. mol SF6 = (koefisien SF6 / koefisien pereaksi pembatas) x 2 mol S
mol SF6 = (1/1) x mol = 2 mol
b. mol F2 yang bereaksi = koefisien F2 / koefisien S x 2 mol S = 6 mol
mol F2 sisa = mol tersedia – mol yang bereaksi = 10 mol – 6 mol = 4 mol
Apabila hanya melibatkan dua buah gas maka berlaku rumus-rumus sebagai berikut.
No.
Hukum
Variabel Tetap
Rumus
1.
Boyle
n dan T
P1V1= P2V2
2.
Gay Lussac
P dan T
V1/n1 = V2/n2
3.
Boyle – Gay Lussac
n
((P1V1) / T1) = ((P2V2) / T2)
4.
Avogadro
P, V, dan T
n1= n2
Di mana:

P = tekanan (satuan atmosfir, atm)
V = volume (satuan liter, L)
n = jumlah mol gas
R = tetapan gas (0,08205 L atm/mol. K)
T = suhu mutlak (°C + 273,15 K )
Contoh Soal 4 : [3]

Pada reaksi 0,5 mol gas N2 dengan 2,5 mol gas H2 menurut persamaan reaksi: N2(g) + 3 H2(g)
���� 2 NH3(g)

Tentukan:

a. pereaksi pembatasnya;
b. berapa gram zat yang tersisa? (Ar N = 14 dan H = 1)!

Kunci Jawaban :

Jawab:

a. Langkah 1

Mencari zat yang habis tereaksi
Reaksi
:
N2(g)
+
3 H2(g)
2 NH3(g)
mula-mula
:
0,5 mol

2,5 mol


yang bereaksi
:
0,5 mol

1,5 mol


setelah reaksi
:

1,0 mol



Jadi, pereaksi yang habis bereaksi adalah N2.

b. Langkah 2

Mencari mol pereaksi yang tersisa.
Reaksi
:
N2(g)
+
3 H2(g)
mula-mula
:
0,5 mol

2,5 mol
yang bereaksi
:
0,5 mol

1,5 mol
setelah reaksi
:
0 mol

1,0 mol

Pereaksi yang bersisa adalah H2 sebanyak 1,0 mol

Massa H2 yang tersisa = mol sisa x Mr
= 1,0 × 2
= 2 gram

No comments:

Post a Comment